Minggu, 24 November 2019

Kulwap Memulai Home Education

Materi : Apa dan Bagaiman Home Education
Pemateri : Dian Kusuma Wardani
Penyelenggara : Andita (GMA Learning Center)
Waktu : Kamis, 31 Oktober 2019
Pukul : 19.30 - 20.30

HOME EDUCATION

🖊: Dian Kusumawardani

🏠Apa Itu Home Education

Home Education  (HE) atau pendidikan berbasis rumah sejatinya adalah amanah bagi setiap orangtua. Orangtua sebagai agen sosialisasi primer berkewajiban memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Dengan HE rumah-rumah menjadi miniature peradaban. Peradaban sebuah masyarakat berawal dari rumah.


Dalam proses pelaksanaannya HE dilakukan dengan cara membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) semua potensi fitrah yang ada dalam diri anak agar mereka mampu mencapai peran sejatinya dengan akhlak mulia.
Melalui HE ini anak akan mampu berperan dengan setiap fitrah yang dimilikinya.

🤔Mengapa Perlu Home Education?

Ada empat alasan utama mengapa perlu menerapkan HE.

1. No One Responsible Except Us

Tidak ada yang lebih bertanggungjawab mendidik anak-anak selain orangtua.
HE adalah amanah dan kesejatian peran bagi semua orangtua, tidak tergantikan oleh siapapun dan tidak bisa digantikan oleh siapapun.
Dan tidak ada lembaga dan guru yang paling ikhlas di muka bumi ini selain orangtua.   
                                                                                                                                                                                             
2. It Takes A Village To Raise A Child

Diperlukan orang sekampung untuk membesarkan anak. Konsep berjamaah hendaknya juga diimplementasikan untuk pendidikan. HE juga memerlukan dukungan komunitas sekitar. 

3. Helping Children With Their Own Potency

Setiap anak itu unik. Mereka memiliki potensinya sendiri. Pendidikan adalah proses interaksi antara fitrah individual dan fitrah komunal. Rumah menjadi tempat terbaik untuk berinteraksi, merawat dan menumbuhkan fitrah. Melalui HE setiap potensi anak dapat dikembangkan sesuai fitrah dan peran peradabannya.

4. Miniatur Peradaban

Rumah adalah miniature peradaban. Bila rumah mampu menumbuhkan setiap potensi fitrah, maka akan secara kolektif menjadi awal mula berdirinya peradaban yang baik.


💠Memulai Home Education

Langkah awal untuk memulai HE adalah dengan mulai mendidik diri kita sebagai orangtua. Kita sebagai orangtua mendidik diri dengan membaca ayat-ayat Allah, kemudian mensucikan diri kita untuk mengembalikan fitrah-fitrah yang baik yang telah diberikan Allah kepada kita, atau yang disebut dengan tazkiyatunnafs.

Tazkiyatunnafs secara sederhana dapat diartikan sebagai pensucian jiwa, membersihkan hati dengan banyak mendekat, memohon ampun serta menjaga perintah Allah dengan harapan keridhaan Allah SWT agar ditambah hidayah sehingga fitrah nurani memancar dalam akhlak dan sikap serta kesadaran yang tinggi atas peran. Memulai HE memerlukan tazkiyatunnafs sebagai pondasi awal. Selanjutnya adalah masalah teknis.

Tujuan tazkiyanantunnafs adalah agar orangtua kembali kepada kesadaran fitrah dengan memahami kesejatian konsep pendidikan sesuai fitrah. Bila fitrah orangtua muncul, maka akan dengan mudah membangkitkan semua potensi fitrah yang dimiliki anak.

Bagaimana melaksanakan tazkiyatunnafs?
Ada lima langkah dalam melaksanakan tazkiyatunnafs:

1⃣Mu’ahadah: mengingat kembali maksud penciptaan Allah, makna syahadah, janji-jani pernikahan, misi pernikahan dan lain-lainnya.

2⃣Muroqobah: memperbanyak mendekat kepada Allah. Mulailah dari amal yang paling mudah dan disukai namun berpahala banyak.
Muhasabah: melakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus terhadap proses mendidik diri dan anak.

3⃣Mujahadah: menjalankan dengan sungguh-sungguh dan ridha.

4⃣Mu’aqobah: menerapkan ukuran dalam perjalanan dan menerima konsekuensinya demgan baik.

Setelah selesai melakukan tazkiyatunnafs maka orangtua bisa memulai langkah-langkah dalam melakukan HE.
Teknik memulai HE menurut Septi Peni Wulandani (SME Home Education) adalah sebagai berikut :

a) Berdiskusi secara rutin antara anda dan pasangan tentang konsep HE. Tentukan jadwal khusus untuk anda bersungguh-sungguh membahas hal ini.
Bila pada hari aktif para ayah terhambat karena harus bekerja, berdiskusilah ketika hari libur. Jadikan setiap hari minggu sebagai waktu khusus dalam membahas HE. Mulai dari perencanaan program hingga evaluasi pelaksanaannya.

b) Seringlah belajar bersama dengan pasangan kita tentang HE, baik dengan silaturahim, ikut seminar, bedah buku dan lain-lain kemudian segera tentukan apa hal-hal baik yang bisa segera kita terapkan di keluarga kita.

Bila ada seminar yang berkaitan dengan HE, ajak pasangan kita. Selain itu bisa juga berkunjung ke rumah yang sudah melaksanakan HE. Kita bisa mendapatkan referensi pelaksanaan HE yang bisa diterapkan.

c) Berpeganglah teguh pada Al Quran dan Hadist sebagai acuan utama kita mendidik anak. Yang lain hanya jadikan referensi, jangan justru membuat anda bingung.
HE adalah pendidkan yang berbasis akhlaq dan talent. Maka sudah selayaknya jika kita menjadikan Al Quran dan Hadist sebagai referensi utama. panduan dalam pelaksanaan HE.

d) Belajarlah melihat potensi unik anak-anak kita, kemudian perkuat sisi keunikan tersebut, ingat anak kita adalah “limited edition” hanya kita yang paham, jangan pasrahkan ke orang lain.
Setiap anak memiliki potensinya masing-masing. Kenali potensinya dengan banyak melakukan kegiatan bersama. Amati dan catat setiap hasil belajar bersama anak, dengan demikian kita akan mampu  mengetahui potensi anak. 

e) Mulailah membuat kurikulum untuk anak-anak kita dengan sederhana, mulai dari aktivitas mereka 0-2 tahun, 2-7 tahun, 7-10 tahun, 10-14 dan lebih dari 14 tahun.
Kurikulum dibuat dengan acuan frame work operasional pendidikan berbasis fitrah. Dimana setiap kurikulum berbeda sesuai dengan tahapan usia anak.
Namun tidak saling menafikkan setiap fitrah yang dimiliki anak.
Setiap fitrah memiliki tahap keemasannya masing-masing.

f) Perkuat bonding anda bersama anak-anak  di usia 0-7 tahun ini. Perkuat dengan bahasa ibu dan bermain bersama alam. Jadi sebaiknya jangan terlalu dini memasukkan anak ke lembaga yang bernama “sekolah.”
Lakukan banyak aktivitas bersama anak, khususnya aktivitas di alam bebas. Biarkan anak mengamati dan mengambil pelajaran dari alam sekitarnya.
Setiap anggota keluarga lebih sering melakukan main bareng, ngobrol bareng dan aktivitas bersama.

g) Ketika sudah memasuki usia sekolah perkaya wawasan anak dengan berbagai konsep pendidikan. *Ingat* “sekolah” itu hanya bagian pilihan dari pendidikan, bukan satu-satunya.
HE tidak berarti homeschooling, kendati anak bersekolah di sekolah formal orangtua tetap bertanggung jawab melaksanakan HE.
Di luar kegiatan sekolah ajak anak melakukan aktivitas HE. Perkaya wawasan anak, bahwa pendidikan tidak hanya di sekolah. Dengan bermain bersama anak juga menerima pengajaran.
Tetap miliki kurikulum pendidikan anak di rumah walaupun mereka juga sudah disekolah.

h) Konsep utama HE adalah Iqra’ dan thalabul ‘ilmi. Jadi urusannya adalah belajar atau tidak belajar bukan sekolah atau tidak sekolah.
Anak-anak boleh saja sekolah atau tidak sekolah, namun pastikan mereka tetap belajar.
HE adalah kewajiban orangtua, maka akan tetap dilaksanakan terlepas dari pilihan sekolah atau tidak sekolah.


Sesungguhnya dengan menjadi orangtua berarti Allah telah memberi kepercayaan kepada kita, bahwa kita mampu merawat amanahnya tersebut.
Maka setiap orangtua hendaknya yakin dan optimis bahwa mereka akan mampu membangkitkan semua fitrah yang dimiliki anak.


Referensi :

1. Fitrah Based Edication, Harry Santosa.
2. Matrikulasi HEBAT Comunity.
3. Pengalaman HE Omah Rame

 *#Memulai Home Education#*

1.    Dila-Bandung
Bagaimana cara memulai HE kepada anak yg masih berumur 22 bulan? Kalau misal saya ingin membuat portofolio, seperti apa ya yang cocok untuk memulainya? Selain itu bagaimana agar kita sebagai orang tua konsisten melakukan HE kepada anak yg masih di bawah 2 tahun, apalagi anak masih sangat aktif dalam hal motorik nya..

2.    Vivi
Untuk menerapkam HE di rumah apakah ada pelatihan2 gitu...karna sy masih awam jd masih meraba-raba harus dimulai darimana☺

3.    Shafiyyah-Semarang
Bund bagaimana agar bisa PD dengan sistem HS ?
Kadang aaya sebagai orangtua kayak gk percaya gitu dg kemampuan kita..
Padahal basic saya dr pendidikan.apakah faktor sering saya dulu sering di bully dan punya innerchild menjadi seperti ini?

4.    Aulia Rahmah-Banjarmasin
Bagaimana cara kita memulai home education yang baik dan waktu yang tepat untuk mulai home education pada anak itu kapan?

5.    Ira-Kaltim
Mbak, bagaimana memulai HE bagi ibu bekerja? Sbg guru saat ini, banyak sekali pekerjaan, dokumen dll yg sering terbawa pulang ke rmh, shingga hampir sulit jika harus menyiapkan bahan utk HE. Akhirnya HE terbengkalai dan bahkan tidak terlaksana. Saat ini, saya menjalani HE sendiri, krn suami belum paham dan blm ada niat utk mengenalnya ... beliau maunya seperti kebanyakan org saja, anak belajar di sekolah dan ortu membimbing saja di rmh. Smeentara saya cenderung kurang suka dengan kurikulum sekolah. Anak sy skrg usia 2,5 tahun. Terima kasih

➡️ latar belakang konsep home education adalah sebab tanggungjawab mendidik anak adalah milik orangtua. Orangtua sebagai agen sosialisasi primer. Ibu sbg madrasah pertama dan ayah sbg kepala sekolahnya 😊

klo untuk anak di bawah 7 tahun, fokus untuk menyemai fitrah keimanannya. Portofolio adalah catatan yg kita buat setelah kita melaksanakan kegiatan HE anak. Fyi di buku IST ada contoh kurikulum dan contoh kegiatan HE 😉



Misalnya karena fokus di fitrah keimanan , di bacakan buku buku kisah inspiratif Al Qur an.

Pastinya harus konsisten dalam membersamai anak. Itu juga sudah wujud dari HE.

HE adalah kewajiban orangtua.
Dimulai sejak anak lahir ke dunia ini
HE berbeda dgn HS (HOMESCHOOLING)

DI HE belajar bisa dimana saja, kapan saja dan dgn siapa saja

Memulai HE harus dgn partisipasi smua orang di rumah.

Pertama, suami istri harus sepemahaman untuk menjalankan HE

🤗


==Kurikulum HE==

1.    Widiastuti-Cibinong
Dalam sub bab teknik HE poin e) mengenai kurikulum. Disebutkan bahwa kurikulum dibuat dengan acuan framework oprasional pendidikan berbasis fitrah. Mohon penjelasannya pendidikan berbasis fitrah ini seperti apa? Untuk mengetahui fitrah anak tiap usianya bagaimana?
Cara menyusun kurikulumnya, adakah contohnya atau Adakah literasi yg di rekomendasikan terkait menyusun kurikulum berdasarkan fitrah ini, jazakillah khair mba dian.

➡️ Pendidikan berbasis fitrah adalah mendidik anak sesuai dgn fitrahnya.

Setiap anak, sudah punya fitrah masing2 saat dia lahir di dunia

Acuannya adalah framework pendidikan fitrah, yg kemudian diramu lagi menjadi kurikulum keluarga.

2.    Qurratu A'yun-Kalimantan Tengah
Cara membikin kurikulum untuk anak 0-2 tahun

➡️ Disesuaikan dgn framework mbak..

Dibawah 7 tahun fokus ke fitrah keimanan.

Di usia ini orangtua fokus pada menumbuhkan kecintaan anak tentang Allah, tentang Rasulnya dan tentang islam.

Bagaimana caranya?
Caranya dengan memberikan atmosfer positif melalui keteladanan.
Juga dengan dibacakan kisah-kisah inspiratif.

3.    Noor-Bekasi
Bagaimana cara agar bisa melakukan home education ketika ayah dan ibu sama-sama bekerja? Sedangkan kalau ingin melakukannya di hari sabtu atau minggu terkendala anak yang sudah tidak mau melakukan pembelajaran karena senin-jumat sudah bersekolah.

➡️ Home education itu dilakukan sepanjang hari selama jadi orangtua.

Mulai dari memberikan keteladanan ttg hal hal yg baik itu juga sudah HE.

Menjawab pertanyaan2 anak saat ngobrol brg di rumah, itu juga HE.

baca buku bersama itu juga HE.

🤗

4. Lina-Balikpapan
Apakah ada rancangan kegiatan harian home education? Bisa diberikan contoh pembuatannya?

Ada mbak, contohnya ada di buku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar