Sabtu, 07 Maret 2020

Kelas Baru di tahun 2020

Alhamdulillah,,,.

Bisa sampai di titik ini. Bisa bergabung dengan kelas Gemari Pratama. Iya, ini memang bukanlah sebuah akhir dari perjalanan, tapi merupakan satu langkah BESAR yang menurutku sangat tepat untuk diambil.

Rasanya sudah tidak sabar untuk segera belajar hal baru dalam berbenah. Karena bahkan untuk beberes rumahpun ada ilmunya.

Mungkin bagi sebagian orang yang memang sudah dari sananta sudah pandai dan senang dengan kegiatan berbenah, hal ini mungkin akan dianggap hal recheh. Tapi bagiku yang jujur saja kurang suka dengan kegiatan ini, kelas ini seperti oase di tengah gurun yang tandus. Menawarkan tentang impian semua rumah ideal yang nyaman dan aman untuk ditinggali 😍. Aaaiiih membayangkannya saja sudah membuatku bahagia. Ada rasa senang yang amat membuncah.

Harapanku, semoga di kelas ini nantinya aku bisa menepis pemikiran bahwa beberes itu adalah bakat. Karena ternyata berbenah itu bisa dipelajari. Aku yang memang secara nature dan nurture tidak diberkahi dengan kecintaan berbenah. Entahlah, bagiku beberes itu kok "melelahkan" dan bukan sesuatu yang asyik untuk dikerjakan. Seringakali justru bikin pusing, karena gak tau harus mulai darimana?

Berawal dari keputusan untuk berhenti kerja karena mas Dhika saat itu jauh lebih membutuhkan kehadiranku. Saat itulah awal mula kenalan dengan rumah. Iya sebelumnya rumah bagiku hanya sebagai tempat tidur saja. Sehari-hari sibuk bekerja, pulang kerja main, jalan-jalan, jajan-jajan sama suami. Kalau sudah puas, pulang tidur. Setelah jadi ibu, kegiatan selama dirumah masih seputar rebahan 🤭. Pagi hingga sore bekerja, pulang kerja kegiatan dirumah menyusui, merawat dan mengasuh mas Dhika. Sisanya merah ASI, nyuci streril pompa dan segala printilannya. Jadi selama punya rumah sendiri, hampir seluruh pekerjaan rumah dikerjakan oleh suami. Kalau libur kerja, kita seringkali menginap dirumah mertua. Lebih kerasan tinggal disana karena lebih dekat dengan berbagai tempat nongkrong yang asyik. Mau beli apa aja deket. Jam berapapun depan rumah selalu rame, karena depan rumah merupakan jalan raya. Tengah malampun masih banyak akang jualan makanan yang keliling lewat depan rumah. Beda jauh sama rumahku yang jauuuuh di dalam kampung. Awal menikah suami masih takut kalau harus keluar malam. Selain jalannya gak enak, gelap dan sepi, mau kemana-mana juga jauuh. Makin bikin gak betah di rumah. Apalagi liat rumah berantakan jadi makin gak kerasan. Dalam seminggu kita bisa 3-5 kali nginep di Sidorjo. Rumah seperti kosan.

Awal tahun 2017 semua berubah setelah aku berhenti kerja. Mau gak mau waktunya banyak ku habiskan di rumah. Karena suami sudah susah payah bekerja demi menafkahi kami sekeluarga, sedangkan aku hanya dirumah saja, jadi malu kalau masih mengandalkan suami untuk melakukan pekerjaan rumah.

Sedikit demi sedikit mulai belajar memgerjakan perkerjaan rumah. Dari mulai semangat banget sampai kadang ada dititik bosan dan jenuh dengan semua pekerjaan rumah yang rasanya tiada habisnya.

Mulailah mencari cara bagaimana agar rumah tetap rapi tanpa harus bersusah payah. Mulai kenal dengan metode Konmari dan membeli bukunya. Bukan buku terjemahan The magic of Tidying up. Tapi buku Konmari mengubah hidupku hasil karya penulis negeri ini. Mulai tertarik dengan mbak Nikmah si penulis buku dan ingin bergabung dengan kelas yang beliau ampu. Tapi saat itu  aku kurang mendapat informasi mengenai kelas ini, trus lupa.

Sampai suatu ketika gak sengaja scroll IG dan muncul IG mbak Eka, seorang Ibu yang sedang belajar di kelas Gemari Pratama. Kita kenalan dan sempet beli produk jualannya. Ternyata dia sudah lulus di kelas Gemari Pratama dan akan melanjutkan ke kelas Gemari Madya. Aku tanya-tanya kapan akan dibuka kelas lagi? Mbak Eka menyarankan untuk follow akun Gemari, aku pun langsung follow IG dan telegramnya. Dan ternyata tidak lama kemudian pendafataran kelas baru dibuka.

Alhamdulillah,,,.
Setelah penantian panjang akhirnya bisa masuk kelas ini. Bismillah meniatkan hati untuk mencari Ilmu lillahi ta'allah.